Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Niat Shalat Gerhana Bulan dan Matahari Lengkap Dengan Tata Caranya

Niat Shalat Gerhana Bulan dan Matahari - Pada saat terjadi fenomena alam gerhana bulan maupun gerhana matahari kita dianjurkan untuk melaksanakan shalat sunah, ke dua shalat sunah itu dalam islam biasa disebut dengan shalat Kusufain.

Shalat yang dilaksanakan pada saat terjadi gerhana bulan dalam islam disebut dengan shalat Khusuf dan shalat yang dilaksanakan pada saat terjadi gerhana matahari dalam islam disebut dengan shalat kusuf. hukum mengerjakan kedua shalat tersebut adalah sunah muakkad.

Niat Shalat Gerhana Bulan dan Matahari Lengkap Dengan Tata Caranya

Yang dimaksud dengan Kusuf (gerhana matahari) adalah merupakan peristiwa saat sinar matahari menghilang baik sebagian atau total pada siang hari karena terhalang oleh bulan yang melintas antara bumi dan matahari.

Dan yang dimaksud dengan Khusuf (gerhana bulan) adalah meurpakan peristiwa saat cahaya bulan menghilang baik sebagian atau total pada malam hari karena terhalang oleh bayangan bumi karena posisi bulan yang berada di balik bumi dan matahari.

Baca juga: Niat Shalat Rawatib Qabliyah dan Ba'diyah

Mengenai anjuran untuk mengerjakan shalat gerhana bulan dan gerhana matahari, Rasulullah Saw bersabda dalam sebuah hadist:

عَنِ الْمُغِيْرَةِ بْنِ شُعْبَةَ قَالَ: اِنْكَسَفَتِ الشَّمْسُ يَوْمَ مَاتَ إِبْرَهِيْمُ بْنُ النَّبِىِّ ص م فَقَالَ النَّاسُ: اِنْكَسَفَتِ الشَّمْسُ لِمَوْتِ إِبْرَهِيْمَ. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ الشَّمْسُ وَالْقَمَرَ اٰيَتٰانِ مِنْ اٰيَاتِ اللهِ يُخَوِّفُ اللهُ بِهِمَا عِبَادَةُ لَايَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ اَحَدٍ اَوْلِحَيَاتِهِ. فَاِذَا رَأَيْتُمْ شَيْىًٔا فَصَلُّوْا وَادْعُوْاحَتَّى يَنْكَسِفَ مَابِكُمْ

Artinya:" dari Al-Mughiroh bin Syubah ra. ia berkata: Telah terjadi gerhana matahari pada meninggalnya Ibrahim putra Rasulullah Saw, maka berkata para manusia: Telah terjadi gerhana matahari karena kematian Ibrahim. Karena itu Rasulullah Saw Bersabda: Bahwasanya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah. Allah mempertakutkan hamba-hamba-NYA dengan keudannya. Gerhana matahari bukan karena mati seseorang atau kelahirannya. Karena itu apabila kamu melihat sesuatu yang dari demikian hendaklah kamu mengerjakan shalat dan berdoa sampai habis gerhana itu." (HR Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat lain Aisyah ra mengisahkan sebagai berikut:

"Dari Aisyah ra, ia berkata: Matahari telah gerhana pada masa Rasulullah, beliau segera keluar menuju masjid, berdiri dan bertakbir dan berbarislah manusia di belakangnya. Rasulullah membaca bacaan yang panjang, sesudah itu bertakbir kemudian rukuk dengan rukuk yang panjang.

Kemudian beliau mengangkat kepalanya dan membaca Sami Allahu liman hamidah, Rabbana walakalhamdu. setelah itu beliau membaca pula bacaan yang panjang lebih pendek dari bacaan pertama. Kemudian beliau bertakbir lalu rukuk yang panjang tetapi kurang dari rukuk yang pertama. Beliau kemudian membaca Sami Allahu liman hamidah, Rabbana walakalhamdu. Sesudah itu beliau sujud dan memanjangkan sujudnya.

Kemudian melaksanakan rakaat yang kedua seperti itu juga sehingga cukup empat kali rukuk dan empat kali sujud dan habislah gerhana sebelum beliau mengucapkan salam. Setelah itu Rasulullah Saw berkhutbah, memuji Allah Swt kemudian beliau bersabda: Sesungguhnya matahari dan bulan adalah tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah. Tiada Allah menggerhanakannya karena mati seseorang atau kelahirannya.

Oleh sebab itu apabila kamu melihat yang demikian, mohonlah doa kepada Allah dan bertakbirlah dan shalatlah serta bersedekahlah. Demi Allah sekiranya kami mengetahui apa yang kau ketahui, tentulah kamu akan sedikit tertawa dan banyak menangis." (HR Bukhari dan Muslim)

Baca juga: Niat shalat Tahajud lengkap dengan latin dan artinya

Dari hadist yang telah disebutkan diatas menunjukan kepada kita bahwa apabila terjadi gerhana, baik itu gerhana bulan maupun gerhana matahari maka kita diperintahkan untuk segera ke masjid dan mengerjakan shalat khusuf (gerhana bulan) dan shalat kusuf (gerhana matahari) diiringi dengan berdzikir dan berdoa.

Niat Shalat Gerhana Bulan dan Matahari

Untuk lafadz niat shalat gerhana Bulan dan Matahari beserta latin dan artinya adalah sebagai berikut:

Niat Shalat Gerhana Bulan (Khusuf)

أُصَلِّيْ سُنَّةَ لِخُسُوْفِ الْقَمَرِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى

Usholli sunnatan likhusuufil qomari rok 'taini lillahi taa'ala

Artinya : "Aku niat shalat sunnah gerhana bulan dua rakaat karena Allah ta'ala"

Niat Shalat Gerhana Matahari (Kusuf)

أُصَلِّيْ سُنَّةَ لِكُسُوْفِ الشَّمسِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى

Usholli sunnatan likusuufis syamsi rok'taini lillahi taa'ala

Artinya : "Aku niat shalat sunnah gerhana matahari dua rakaat karena Allah ta'ala"

Tata Cara Melaksanakan Shalat Gerhana Bulan dan Matahari

Kemudian untuk tata cara melaksanakan shalat gerhana bulan maupun gerhana matahari ada dua pendapat:

1. Shalat gerhana dilaksanakan dua rakaat dengan dua rukuk dan empat sujud seperti shalat sunah lainnya dan boleh dilakukan sendiri-sendiri tetapi lebih utama jika dilakukan secara berjamaah. hal ini dikatakan oleh An-Nawawi bahwa ulama kufah Abu Hanifah dan kawan-kawan menetapkan shalat gerhana sama seperti shalat sunah lainnya.

2. Shalat gerhana dilaksanakan dua rakaat dengan 4 ruku dan 4 sujud, tiap-tiap rakaat dua ruku dan dua sujud. cara ini telah dipilih oleh Imam Syafi'i, Imam Malik, Al-Laits, Ahmad, Abu Tsur dan jumhur ulama. mereka berdasar pada hadist-hadist yang telah disebutkan sebelumnya.

- Shalat dua rakaat dengan 4 kali ruku  dan 4 kali sujud yaitu pada rakaat yang pertama sesudah ruku dan i'tidal membaca Al-Fatihah lagi, kemudian rukuk sekali lagi dan i'tidal lagi. kemudian sujud seperti biasa.

- Pada rakaat yang kedua sama seperti rakaat yang pertama. dengan demikian sahalat gerhana itu semuanya ada 4 ruku, 4 Al-Fatihah dan 4 sujud.

- Bacaan Al-Fatihah dan surah lainnya dalam shalat gerhana bulan di nyaringkan. sedangkan dalam shalat gerhana matahari tidak dinyaringkan. ketika membaca surah pada tiap-tiap rakaatnya disunahkan membaca suratan yang panjang.

- Jika shalat gerhana itu dilakukan seperti shalat biasa dengan dua rakaat dan dua ruku, maka tidak ada halangan, yakni cukup sah pula shalatnya.

Dari kedua tata cara pelaksanaan shalat gerhana kita boleh memilih salah satu dari keduannya. masing-masing tata cara tersebut diamalkan oleh sebagian sahabat dan golongan fuqaha dan lain-lain. Hanya saja menurut penelitian yang lebih seksama adalah cara yang kedua dengan dua rakaat dan empat ruku dan empat sujud karena dipandang sebagai pendapat yang paling kuat.


Demikianlah mengenai niat shalat gerhana bulan dan matahari lengkap dengan tata caranya semoga bisa bermanfaat. Dan jangan lupa baca juga artikel-artikel menarik lainnya dari doaharianislami.com, trimakasih.